Sejarah Rakom Lintas Subayang

📻 Sejarah RAKOM Lintas Subayang

Dari Sungai Subayang, Suara Rakyat Menggema

Radio Komunitas Lintas Subayang atau disingkat RAKOM Lintas Subayang lahir dari semangat masyarakat adat dan warga lokal di wilayah Subayang, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu kawasan penting di bentang Taman Nasional Tesso Nilo dan kawasan penyangga hutan adat yang kaya akan nilai budaya dan kekayaan alam.

🌱 Awal Mula Berdiri

Pada awal tahun 2015, masyarakat mulai merasakan pentingnya adanya media lokal yang mampu menyuarakan kepentingan mereka—baik dalam bidang informasi, pelestarian budaya, pendidikan, maupun perlindungan lingkungan. Saat itu, akses terhadap informasi sangat terbatas, terutama karena kondisi geografis Subayang yang terpencil dan minim jaringan komunikasi.

Melalui diskusi antara tokoh adat, pemuda, dan beberapa pegiat sosial lingkungan, lahirlah ide untuk mendirikan sebuah radio komunitas yang bisa dikelola secara swadaya, dan dijalankan oleh warga untuk kepentingan bersama.

🛠️ Proses Pendirian

Dengan dukungan teknis dari beberapa LSM yang peduli terhadap komunikasi berbasis komunitas, serta dorongan dari pemerintah desa, RAKOM Lintas Subayang resmi mulai mengudara pada pertengahan 2016. Awalnya hanya menggunakan peralatan sederhana dan daya jangkau terbatas, tetapi dengan semangat gotong royong, siaran pun dapat berjalan secara berkala.

Studio siaran pertama berlokasi di balai desa, dan pemancar radio dibuat dari hasil modifikasi alat-alat bekas. Masyarakat menyumbang waktu, tenaga, bahkan makanan untuk para penyiar sukarelawan yang mayoritas adalah anak muda dan pelajar.

🔊 Perkembangan dan Peran

Sejak berdiri, RAKOM Lintas Subayang menjadi sumber informasi utama bagi warga desa, terutama dalam hal:

  • Pengumuman kegiatan desa dan adat

  • Informasi pertanian dan kondisi sungai

  • Penyuluhan kesehatan, pendidikan, dan mitigasi bencana

  • Program pelestarian bahasa dan budaya lokal

  • Suara anak muda dan perempuan di media

Radio ini juga aktif saat terjadi kebakaran hutan dan kabut asap, dengan menyiarkan informasi penyelamatan dan bantuan darurat.